Disfungsi Ereksi (DE) atau kerap disebut impotensi nyatanya tidak
selalu terkait usia produktif pria. Tekanan psikologis, gaya hidup,
serta potensi penyakit degeneratif menjadi pencetus utamanya. “Kasus
disfungsi ereksi yang pernah saya tangani juga terjadi pada umur 20
tahun. Sedangkan, sebanyak dua pertiga dari kasus disfungsi ereksi
disebabkan oleh kelainan fisik,” papar urolog dari RS Asri Jakarta, dr
Ponco Birowo SpU PhD.
Prinsipnya, kata Ponco, penyakit yang mengganggu keharmonisan dengan
istri ini pemicunya karena faktor psikogenik, neurogenik (kerusakan
pembuluh darah dan saraf), serta pola gaya hidup yang menggangu fungsi
organ tubuh. Asumsi yang menyebutkan bahwa pria yang telah berumur uzur
semakin berpotensi besar mengalami impotensi kian bergeser.
Pernyataan tersebut diperkuat fakta penelitian dari Boston, Amerika
Serikat, bahwa hampir 39 persen pria dengan DE berusia 40-70 tahun
memiliki tingkat keparahan sedang dan berat. Kemudian sebanyak 52 persen
keparahannya ringan sampai berat. Kasus baru DE juga ditemui sebanyak
24 orang per 1.000 pria berusia di bawah 40 tahun. “Diperkirakan pada
akhir 2025, sebanyak 322 juta laki-laki di dunia akan menderita
disfungsi ereksi,” papar dokter ini.
Sumber : republika